Rabu, 24 November 2010

Ragam Lisan dan Tulis

Ragam bahasa ini pada pokoknya dapat dibagi dalam dua bagian yaitu ragam lisan dan ragam tulis. Ada pendapat yang mengatakan bahwa ragam tulis adalah pengalihan ragam lisan kedalam ragam tulis. Pendapat ini dapat dibenarkan seratus persen sebab tidak semua ragam lisan dapat dituliskan. Kedua ragam itu berbeda,perbedaannya adalah sebagai berikut:
1. Ragam lisan adanya menghendaki adanya orang kedua teman berbicara yang ada di depan pembicara sedangkan ragam tulis tidak mengharuskan adanya teman bicara berada di depan.
2. Di dalam ragam lisan unsur-unsur fungsi gramatikal seperti subyek predikat obyek tidak terlalu dinyatakan. Contoh orang yang berbelanja di pasar.
"Bu, berapa cabenya"? Tiga puluh",
"Bisa kurang?"
"Dua lima saja, Nak."

Ragam Baku dan Tidak Baku
Ragam baku adalah ragam yang dikembangkan dan diakui oleh masyarakat pemakai sebagai bahan resmi dan sebagai kerangka rujukan norma bahasa dalam penggunaannya. Ragam tidak baku adalah ragam yang tidak diiembagakan dan ditandai oleh ciri-ciri yang menyimpang dari norma ragam baku.
- Kemantapan dinamis
- Seragam

Ragam Baku Tulis dan Ragam Baku Lisan
Ragam baku tulis adalah ragam yang dipakai dengan resmi dalam buku-buku pelajaran atau buku-buku ilmiah lainnya. Pemerintah sekarang mendahulukan ragam baku tulis secara nasional. Menerbitkan dengan pedoman umum bahasa Indonesia yang telah disempumakan
2. Pada tahun 1908 pemerintah mendirikan sebuah badan penerbit buku bacaan yang dinamakan Taman Bacaan Rakyat yang kemudian pada tahun 1917 diubah menjadi Balai Pustaka. Balai Pustaka menerbitkan buku seperti: Siti Nurbaya dan Salah Asuhan,
3. Pada tahun 1933 secara resmi berdiri sebuah angkatan sastrawan muda yang menamakan dirinya Pujangga Baru yang dipimpin oleh Sutan Takdir Alisyahbana dkk.
4. Kemudian pada 19 Maret 1947 diresmikan penggunaan penggunaan Republik (Ejaan Suwandi) sebagai pengganti ejaan Van Qphuijsen yang bertaku sebelumnya.

FUNGSI BAHASA INDONESIA
Di dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai:
1. lambang kebanggaan kebangsaan;
2. lambang indentitas nasional;
3. alat perhubungan antarwarga, antar daerah, dan antar budaya,dan;
4. alat yang memungkinkan penyatuan berbagai-bagai suku bangsa dengan latar belakang sosial budaya dan bahasanya masing-masing ke dalam kesatuan kebangsaan Indonesia.

CIRI-CIRl RAGAM ILM1AH
1. Menggunakan kata-kata dan istilah yang nonfiguratif/bermakna ganda konotasi
2. Menggunakan kalimat efektik/langsung ke pokoknya.
3. Menghindari bentuk personal dengan tujuan menjaga obyektivitas
4. Mengutamakan kepaduan dan keruntunan isi

Pengertian Diksi
ialah memilih kata yang tepat untuk menyatakan sesuatu. Pilihan salah satu unsur yang terpenting dalam dunia karang mengarang atau dalam dunia tutur setiap hari.

JENIS RAGAM BAHASA

a. Ragam lisan dan ragam tulis
b. Ragam baku dan ragam tidak baku
a Ragam baku tulis dan ragam baku lisan
d. Ragam sosial dan ragam fungsional
e. Ragam Indonesia yang baik dan benar


Ragam Sosial dan Ragam Fungsional
Ragam Sosial yaitu ragam bahasa yang sebagai norma dan kaidahnya didasarkan atas kesepakatan bersama dalam lingkungan sosial yang lebih kecil masyarakatnya.
Ragam fungsional kadang-kadang disebut ragam profesional adalah ragam bahasa yang dikaitkan dengan profesi lembaga lingkungan kerja atau kegiatan tertentu lainnya.
- ragam keilmuan/teknologi
- ragam kedokteran
- ragam keagamaan

Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar
Pengertian benar pada suatu kata atau kaiimat adalah pandangan yang diarahkan dari segi kaidah bahasa. Sebuah kaiimat atau sebuah pembentukan kata dianggap benar apabila bentuk itu rnematuhi kaidah yang berlaku.
- kuda makan rumput (SPOK)
- rumput makan kuda
Sebuah bentuk kata dikatakan benar kalau memperlihatkan proses
pembentukan yang benar menurut kaidah yang berlaku,
Kata aktifitas tidak benar penulisannya karena pemunculan kata itu
tidak mengikuti kaidah penyerapan. Misalnya: persuratkabaran,
pertanggungjawaban.

Sampel
Apa yang menonjol antara ragam lisan dan ragam tulis suatu bahasa?
Bagaimana pendapat anda tentang bahasa baku dan tidak baku?
Perhatikan kalimat dibawah ini cendekia atau tidak cendekiakah!
a. Sebelum bertindak pemimpin bank yang terkenal mencoba melakukan pendekatan kekeluargaan.
b. la menerima uang dari kami sebanyak Rp 25.000,00

dalam memilih kata yang setepat-tepatnya dalam menyatakan suatu maksud kita tidak dapat lari dari kamus. Kamus merupakan
suatu ketepatan kepada kita tentang pemakaian kata-kata dalam
hal ini maka tepatlah yang diperlukan.

Makna Denotatif
Makna dalam alam wajar secara eksplisit. Makna wajar ini adalah makna yang sesual dengan apa adanya. Makna denotatif disebut makna konseptual. Makna denotatif adalah makna yang umum.

Makna Konotatif
Makna konotatif adalah makna asosiatif, makna yang timbul sebagai akibat dari sikap sosial, sikap pribadi, dan kriteria tambahan yang dikenakan pada sebuah makna konseptual. Makna konotatif adalah makna yang dikaitkan dengan suatu kondisi dan situasi tertentu.

Makna Umum & Khusus
Kata yang acuannya lebih luas disebut kata umum, sedangkan kata yang acuannya lebih khusus disebut kata khusus.

Kata Konkret & Abstrak
Kata yang acuannya semakin mudah dicerap pancaindra disebut kata kdnkret. Jika acuan sebuah kata tidak mudah dicerap pancaindra, kata itu disebut kata abstrak.

Pembentukan Kata
Ada dua cara pembentukan kata, yaitu dari dalam dan dari luar bahasa Indonesia. Dari dalam bahasa Indonesia terbentuk kosakata baru dengan dasar kata yang sudah ada, sedangkan dari luar terbentuk kata baru melalui unsur serapan. Kata-kata pungut yang sudah djsesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia disebut bentuk serapan.

MENGAPA BAHASA MELAYU DIANGKAT SEBAGAI BAHASA INDONESIA

1. Bahasa Melayu sudah merupakan lingua franca di Indonesia, bahasa perhubungan, bahasa perdagangan
2. Sistem bahasa Melayu sedarhana, mudah dipelajari karena dalam bahasa ini tidak dikenal tingkatan bahasa seperti dalam bahasa Jawa (ngoko, kromo)
3. Suku Jawa, suku Sunda, dan suku-suku yang lain dengan suka rela menerima bahasa Melayu sebagai bahasa Nasional.
4. Bahasa Melayu mempunyai kesanggupan untuk dipakai sebagai bahasa kebudayaan dalam arti yang luas

Sejarah perkembangan bahasa Melayu ke bahasa Indonesia dapat dirinci sebagai berikut:
1. Pada tahun 1901 ejaan resmi bahasa Melayu oleh Van Ophuijsen dan dimuat dalam Kitab Logat Melayu.

Bahasa Indonesia dengan berbagai ragamnya
Penting tidaknya bahasa Indonesia
Sebuah bahasa penting atau tidak penting dapat dilihat dari tiga kriteria yaitu jumlah penutur, luas daerah penyebarannya dan terpakainya bahasa itu dalam sarana iimu susastra dan bahasa.
Dipandang dari Jumlah Penutur
Bahasa Indonesia dan bahasa daerah. Bahasa Indonesia lahir sebagai bahasa kedua bagi sebagian besar warga bangsa Indonesia. Yang pertama kali muncul atas diri seseorang adalah bahasa daerah atau bahasa ibu.
Dipandang Luas Penyebarannya
Penutur bahasa Indonesia yang berjumlah 210 juta lebih yang tersebar dalam daerah yang luas yaitu Sabang sampai Merauke.
Dipandang dari Dipakainya Sebagai Sarana llmu Budaya dan Sastra
Dengan jumlah penutur dan luas penyebarannya pemakaian suatu bahasa sebagai sarana ilmu, budaya dan sastra dapat dijadikan pula ukuran penting atau tidak bahasa. Mencoba memandang bahasa daerah seperti bahasa Kerinci, kita dapat menelusuri berapa jauh bahasa itu dapat dipakaj sebagai sarana sastra, budaya, dan ilmu.

Rabu, 20 Oktober 2010

Tujuan Bahasa indonesia

Bahasa Indonesia secara resmi diakui sebagai bahasa nasional pada saat Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928. Penggunaan bahasa Melayu sebagai bahasa nasional merupakan usulan dari Muhammad Yamin, seorang politikus, sastrawan, dan ahli sejarah. Dalam pidatonya pada Kongres Nasional kedua di Jakarta, Yamin mengatakan bahwa : “Jika mengacu pada masa depan bahasa-bahasa yang ada di Indonesia dan kesusastraannya, hanya ada dua bahasa yang bisa diharapkan menjadi bahasa persatuan yaitu bahasa Jawa dan Melayu. Tapi dari dua bahasa itu, bahasa Melayulah yang lambat laun akan menjadi bahasa pergaulan atau bahasa persatuan.Secara Sosiologis kita bisa mengatakan bahwa Bahasa Indonesia resmi di akui pada Sumpah Pemuda tanggal 28 Onktober 1928. Hal ini juga sesuai dengan butir ketiga ikrar sumpah pemuda yaitu “Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.” Namun secara Yuridis Bahasa Indonesia diakui pada tanggal 18 Agustus 1945 atau setelah Kemerdekaan Indonesia.



Tujuan Bahasa Indonesia adalah sebagai Alat penghubung antarwarga, antardaerah dan antarbudaya Alat yang memungkinkan penyatuan berbagai suku bangsa dengan latar belakang sosial budaya dan bahasa yang berbeda-beda ke dalam satu kesatuan kebangsaan yang bulat.

Sebagai bahasa negara, bahasa indonesia berfungsi sebagai :

Bahasa resmi kenegaraanBahasa pengantar di dalam dunia pendidikanAlat perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunanAlat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi.



Sementara itu, dalam kurikulum 2004 untuk SMA dan MA, disebutkan bahwa tujuan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia secara umum meliputi:[5]

1. Siswa menghargai dan membanggakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan (nasional) dan bahasa negara.
2. Siswa memahami Bahasa Indonesia dari segi bentuk, makna, dan fungsi,serta menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk bermacam-macam tujuan, keperluan, dan keadaan.
3. Siswa memiliki kemampuan menggunakan Bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, kematangan emosional,dan kematangan sosial.
4. Siswa memiliki disiplin dalam berpikir dan berbahasa (berbicara dan menulis).
5. Siswa mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa.
6. Siswa menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.

Selasa, 12 Oktober 2010

Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Latar Belakang
Bahasa adalah suatu alat komunikasi yang disampaikan seseorang ke orang lain agar bisa mengetahui apa yng menjadi maksud dan tujuan. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, emosional dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu mahasiswa mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya.

Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia.

Standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia. Standar kompetensi ini merupakan dasar bagi peserta didik untuk memahami dan merespon situasi lokal, regional, nasional, dan global.

Dengan standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia ini diharapkan:
1. peserta didik dapat mengembangkan potensinya sesuai dengan kemampuan, kebutuhan, dan minatnya, serta dapat menumbuhkan penghargaan terhadap hasil karya kesastraan dan hasil intelektual bangsa sendiri;
2. tutor dapat memusatkan perhatian kepada pengembangan kompetensi bahasa peserta didik dengan menyediakan berbagai kegiatan berbahasa dan sumber belajar;
3. tutor lebih mandiri dan leluasa dalam menentukan bahan ajar kebahasaan dan kesastraan sesuai dengan kondisi lingkungan tempat belajar dan kemampuan peserta didiknya;
4. orang tua dan masyarakat dapat secara aktif terlibat dalam pelaksanaan program kebahasaan daan kesastraan ditempat belajar;
5. daerah dapat menentukan bahan dan sumber belajar kebahasaan dan kesastraan sesuai dengan kondisi dan kekhasan daerah dengan tetap memperhatikan kepentingan nasional.

Kurangnya pembahasan bahasa Indonesia, maka timbul sikap positif terhadap bahasa Indonesia yang dapat diwujudkan:
1. Kesetiaan bahasa, yaitu mendorong mahasiswa memelihara bahasa nasional dan apabila perlu mencegah adanya pengaruh bahasa asing.
2. Kebanggana bhasa Indonesia, yaitu mendorong mahasiswa mengutamakan bahasanya dan menggunakannya sebagai lambang identitas bangsanya.
3. Kesadaran bahasa, yaitu mendorong mahasiswa menggunakan bahasanya sesuai dengan kaidah dan aturan yang berlaku.

Senin, 19 April 2010

Capital Inflow Kian Deras, Rupiah Diproyeksikan Menguat

JAKARTA - Kendati pasar saham diproyeksikan melemah, nilai tukar rupiah diperkirakan sebaliknya. Rupiah nampaknya masih bisa menguat karena capital inflow yang ada.

Menurut Kepala Ekonom BNI Tony Prasetiantono, kasus fraud Goldmand Sachs di Amerika Serikat (AS) nampaknya akan memberikan tekanan kepada USD. Imbasnya, rupiah akan menjadi positif.

"Kasus Goldmand Sachs mestinya justru akan memperlemah USD. Indonesia yg tidak memiliki basis pasar modal seperti di AS yang banyak bermain derivatif, masih mendapat kepercayaan dari investor global," jelas Tony ketika dihubungi, di Jakarta, Selasa (20/4/2010).

Selain itu, secara teknis ia melihat potensi rupiah untuk menguat sangat besar. Karena, katanya nilai rupiah masih murah sekarang ini.

"Kurs rupiah juga masih berada di bawah potensinya menyentuh Rp9.000. Karena itu saya pikir masih ada sedikit ruang bagi Rp untuk menguat sampai Rp 9.020," tukas dia.

Sebelumnya, berdasarkan data Bank Indonesia (BI), Senin (19/4/2010), kurs tengah rupiah melemah di Rp9.046 per USD. Pada perdagangan pagi tadi, rupiah berada di level Rp9.042 per USD. Sementara menurut yahoofinance, rupiah berada di posisi Rp9.045 per USD, di mana kisaran perdagangan harian rupiah berada di kisaran Rp9.091- Rp9.001 per USD.(css)
http://economy.okezone.com/read/2010/04/20/278/324347/capital-inflow-kian-deras-rupiah-diproyeksikan-menguat

Rupiah Jauhi 9.000

JAKARTA, KOMPAS.com - Kurs rupiah terhadap dollar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Senin (19/4/2010) sore makin terpuruk menjauhi level 9.000, karena pasar terus melepas rupiah sehingga kemerosotannya makin melebar.

Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib di Jakarta, Senin mengatakan, aksi lepas rupiah oleh pelaku pasar makin kuat, karena tingginya kemerosotan saham-saham di bursa Wall Street.

Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS turun menjadi Rp 9.040-Rp 9.050 per dollar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp 9.005-Rp 9.015 atau turun 35 poin sedangkan sesi pagi hanya 18 poin.

Namun menuurut Kostaman Thayib, koreksi harga terhadap rupiah tidak berlangsung lama, karena aliran dana asing yang masuk ke pasar domestik masih terus mengalir. "Kami optimis rupiah masih berpeluang untuk menguat lagi dan kembali mendekati angka Rp 9.000 per dollar AS," ucapnya.

Rupiah, lanjut dia saat ini sangat tertekan dengan masuknya Bank Indonesia (BI) ke pasar ditambah pula oleh memburuknya saham-saham di Amerika Serikat. "Kami optimis pasar akan kembali positif, meski di Wall Street ada kasus Goldman Sachs yang diduga melakukan penipuan," ucapnya.

Menurut dia, rupiah memang berpeluang untuk naik lagi, namun Bank Indonesia mempunyai kepentingan sendiri untuk mendorong pendapatan devisa meningkat. "Selain itu, para eksportir juga khawatir kenaikan rupiah yang berlanjut menimbulkan kesulitan untuk menetapkan tarif produk jualnya di pasar ekspor," katanya.

Rupiah, lanjut dia agar tidak menimbulkan kesulitan bagi eksportir maupun importir, maka diperkirakan posisinya yang ideal berada di level antara Rp 9.200 sampai Rp 9.500 per dollar AS.

"Karena pada posisi tersebut, maka eksportir maupun importir akan dapat melakukan kegiatan usaha dengan baik," ucapnya.

BI, menurut dia kemungkinan masih akan berada di pasar, karena khawatir rupiah masih berpeluang untuk naik kembali seiring dengan aliran dana asing yang masuk ke pasar domestik.

"Apalagi para investor asing dari Thailand berusaha mengalihkan dananya ke pasar Indonesia, karena di Thailand terjadi aksi huru hara yang mendorong mereka ingin mengalihkan dananya ke pasar domestik untuk menjaga dananya agar lebih aman," ucapnya.
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2010/04/19/15581555/Rupiah.Jauhi.9.000